Kuliner Legendaris khas Tegal di Pasar Slumpring
sumber : infotegal.com |
Banyak nya kuliner masa kini yang bermunculan membuat sejumlah kuliner tradisional khas di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah kini jarang di jumpai. Namun tak kehabisan ide, Pemerintah Desa Cempaka, Kecamatan Bumi Jawa mengupayakan agar makanan tradisional tetap bisa dinikmati dan tetap ada keberadaannya meskipun di era modern seperti sekarang yakni dengan membuat wisata kuliner bernama Pasar Slumpring.
Pasar Slumpring merupakan pasar tradisional yang menjadi salah satu destinasi wisata di Desa Wisata Cempaka. Pasar yang diadakan di lahan luas dan danau yang cukup besar serta di kelilingi dengan rerimbun pohon bambu ini hanya buka setiap hari minggu mulai pukul 07.00 hingga 14.00 WIB.
Selain tempat dan waktu dibuka nya pasar, keunikan lain dari wisata kuliner ini ada pada alat transaksi yang digunakan untuk membayar jajanan yang tersedia di pasar. Yakni menggunakan uang koin yang terbuat dari bambu atau biasa disebut irad. Untuk mendapatkan koin bambu tersebut pengunjung harus menukarkan uang tunai atau non tunai di tempat penukaran yang telah disediakan. Cukup terjangkau, satu koin bambu setara dengan 2.500 rupiah.
Dengan koin irad itulah, pengunjung bisa menikmati berbagai macam kuliner tradisional murah meriah yang dijajakan di dalam Pasar Slumpring. Kuliner – kuliner yang dijual merupakan makanan legendaris yang kini sudah jarang dijumpai, antara laian seperti blending, awul-awul dan gethuk. Selain sudah langka, kuliner yang dijajakan tidak hanya kue melainkan ada makanan khas Tegal, seperti gemblong, rujak teplak, nasi ponggol, dan tahu aci.
Ragam nya penduduk yang ramah ketika berjualan dan melayani menambah kesan memori tersendiri bagi saya. Menyantap kuliner disana tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga bisa membawa pengunjung bernostalgia kembali ke waktu kecil ketika kuliner modern masih jarang kita jumpai. Selama berwisata kuliner, para pengunjung juga akan dihibur alunan music bambu yang dimainkan oleh anak-anak remaja setempat.
Kuliner yang dijajakan adalah kuliner ala pedesaan yang sudah sangat langka karena sudah jarang ditemukan di perkotaan. Di Pasar Slumpring ini pengunjung dapat menikmati kuliner sambal menghirup udara segar desa. Terdapat 70 pedagang yang berjualan berbagai macam kuliner dan souvenir di Pasar Slumpring. Mereka ternyata merupakan warga asli desa setempat. Keberadaan pasar yang baru beridiri sejak 2018 ini pun mampu menggerakkan perekonomian desa dengan banyak nya orang yang berkunjung.
Selain menjadi salah satu upaya melestarikan kuliner tradisional di tengah-tengah maraknya kuliner modern dan meningkatkan perekonomian warga, Pasar Slumpring juga menjadi salah satu penyumbang pendapatan pemerintah desa.
waw lucuk
BalasHapus